Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Bapak-bapak, Ibu-ibu, dan Saudara-saudara sebangsa setanah air, khususnya warga Lamokato yang saya hormati.
Piye kabare? Semoga sehat-sehat selalu ki’ semua. Alhamdulillah, kita bisa bersua lagi lewat tulisan ini. Saya sebagai bagian dari keluarga besar SDN 3 Lamokato, mau berbagi cerita dan pandangan tentang satu hal yang sangat penting untuk anak-anak kita, generasi penerus di Kolaka ini. Bukan cuma soal angka di rapor, tapi lebih dalam lagi, yaitu tentang Budi Pekerti.
Kadang kita sibuk mengejar nilai bagus, olimpiade, atau les tambahan sana-sini, sampai lupa kalau pondasi utama anak itu bukan cuma pintar di kepala, tapi juga baik di hati dan prilaku. Nah, di SDN 3 Lamokato ini, kami percaya sekali kalau menanamkan budi pekerti itu sama pentingnya, bahkan mungkin lebih penting dari sekadar pelajaran matematika atau IPA. Kenapa begitu? Mari kita bahas santai saja.
Kenapa Budi Pekerti itu Penting, Bapak-Ibu?
Coba ki’ bayangkan, anak yang pintar tapi suka melawan orang tua, tidak hormat sama guru, atau malah suka ganggu teman-temaya. Kira-kira bagaimana perasaan ki’? Tentu tidak enak, kan? Nah, di sinilah letak pentingnya budi pekerti. Budi pekerti itu ibarat kompas moral bagi anak-anak kita. Dia yang akan menuntun mereka agar tahu mana yang baik dan mana yang tidak.
Di era sekarang yang serba cepat ini, nilai-nilai luhur seperti kejujuran, sopan santun, rasa hormat, tanggung jawab, dan empati itu makin hari makin penting. Anak-anak kita akan menghadapi banyak tantangan di luar sana. Dengan budi pekerti yang kuat, mereka akan punya pegangan. Mereka tidak mudah terpengaruh hal-hal negatif, bisa membedakan yang benar dan salah, dan jadi pribadi yang disegani di masyarakat Kolaka ini.
Pendidikan itu bukan cuma transfer ilmu, tapi juga transfer nilai. Kalau anak cuma cerdas secara intelektual tapi tidak punya akhlak mulia, rasanya ada yang kurang. Ibarat rumah megah, tapi pondasinya keropos. Cepat atau lambat, bisa runtuh. Makanya, di SDN 3 Lamokato, kami selalu berusaha keras untuk menanamkailai-nilai ini sejak dini.
Bagaimana SDN 3 Lamokato Menanamkan Budi Pekerti?
Di sekolah kita ini, menanamkan budi pekerti itu bukan cuma teori di buku pelajaran. Tapi sudah jadi bagian dari keseharian, Bapak-Ibu. Ini beberapa cara yang kami terapkan:
- Teladan dari Guru: Bapak dan Ibu Guru di SDN 3 Lamokato ini selalu berusaha jadi contoh yang baik. Mulai dari cara bicara, bersikap, sampai bagaimana kami berinteraksi dengan anak-anak dan sesama rekan guru. Kami percaya, anak-anak itu peniru ulung. Apa yang mereka lihat, itu yang akan mereka contoh.
- Pembiasaan Sehari-hari: Setiap pagi, sebelum masuk kelas, kami biasakan anak-anak untuk bersalaman dengan guru. Itu cara sederhana untuk menanamkan rasa hormat. Lalu, kami juga biasakan sholat berjamaah (bagi yang Muslim), berdoa sebelum dan sesudah belajar, membersihkan kelas bersama, dan mengembalikan buku ke tempatnya. Hal-hal kecil begini, kalau dibiasakan terus-menerus, akan jadi karakter.
- Integrasi dalam Pelajaran: Bukan cuma di pelajaran agama, nilai-nilai budi pekerti ini kami selipkan di semua mata pelajaran. Misalnya, saat belajar IPA, kami ajarkan tentang menjaga kebersihan lingkungan sebagai bentuk tanggung jawab. Saat belajar Bahasa Indonesia, kami ajarkan sopan santun dalam berbicara dan menulis.
- Cerita dan Diskusi: Sesekali, Bapak-Ibu Guru juga mengajak anak-anak berdiskusi tentang kasus-kasus sederhana yang mengajarkan kejujuran, persahabatan, atau empati. Atau kadang, kami bacakan cerita-cerita inspiratif yang mengandung nilai moral. Anak-anak kan suka sekali mendengarkan cerita.
- Kerja Sama dengan Orang Tua: Ini yang paling penting. Kami di sekolah itu cuma punya waktu beberapa jam sehari. Selebihnya, anak-anak ada di rumah, bersama Bapak-Ibu. Jadi, kami sangat berharap Bapak-Ibu juga ikut melanjutkan pendidikan budi pekerti ini di rumah.
Peran Bapak-Ibu di Rumah: Pondasi yang Tak Ternilai
SDN 3 Lamokato itu cuma satu bagian dari proses pendidikan anak. Yang paling utama itu ada di rumah, Bapak-Ibu. Kita punya anak, punya tanggung jawab besar untuk membimbingnya. Begini beberapa tips yang mungkin bisa kita lakukan bersama di rumah:
- Jadi Teladan: Sama seperti di sekolah, di rumah pun Bapak-Ibu adalah contoh utama. Kalau kita mau anak jujur, ya kita harus jujur. Kalau kita mau anak sopan, ya kita harus sopan sama siapapun.
- Ajarkan Kebiasaan Baik: Jangan bosan-bosan mengajak anak untuk mengucapkan terima kasih, maaf, dan tolong. Ajarkan mereka untuk menghormati yang lebih tua, menyayangi yang lebih muda. Biasakan mereka beribadah, membantu pekerjaan rumah, atau sekadar merapikan mainaya sendiri.
- Komunikasi Terbuka: Ajak anak bicara. Tanyakan apa yang mereka rasakan, apa yang mereka pelajari di sekolah. Dengarkan cerita mereka, bahkan kalau itu cuma cerita sepele. Dengan begitu, mereka merasa dihargai dan punya tempat untuk berbagi.
- Batasi Tontonan dan Gawai: Di era digital ini, anak-anak mudah sekali terpapar informasi dari mana-mana. Penting bagi kita untuk mendampingi dan membatasi tontonan atau penggunaan gawai mereka, agar tidak mudah meniru hal-hal yang tidak sesuai dengailai-nilai luhur kita di Kolaka.
Mari Bersama Membentuk Generasi Penerus Kolaka yang Saleh dan Cerdas
Bapak-Ibu sekalian, tujuan kita di SDN 3 Lamokato itu bukan cuma melahirkan anak-anak yang pandai secara akademis, tapi juga punya hati yang bersih, akhlak yang mulia, dan karakter yang kuat. Kita ingin anak-anak kita nanti jadi pribadi yang berguna bagi keluarga, masyarakat Lamokato, dan bangsa ini.
Dengan kerja sama yang baik antara sekolah dan rumah, insya Allah kita bisa mewujudkan cita-cita itu. Kita tanamkan benih-benih kebaikan sejak dini, kita sirami dengan perhatian dan kasih sayang, kita pupuk dengan bimbingan yang tulus. Semoga anak-anak kita tumbuh jadi bunga-bunga yang harum, membanggakan kita semua di masa depan. Jangki’ pernah bosan ya, Bapak-Ibu, dalam mendidik anak kita. Semangat terus!
Terima kasih atas perhatiaya. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.