Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Bapak/Ibu sekalian, para orang tua, dan seluruh warga Kolaka yang kami cintai. Semoga kita semua selalu sehat dan dalam lindungan-Nya, ya. Di tengah hiruk-pikuk kesibukan kita sehari-hari, kadang kita lupa betapa indahnya alam sekitar kita di Kolaka ini. Dari lautnya yang biru, pantainya yang bersih (kalau kita jaga), sampai pepohonan hijau yang bikin adem. Nah, di SDN 3 Lamokato, kami punya cerita seru nih tentang bagaimana anak-anak kita diajak untuk benar-benar jatuh cinta dan menjaga alam ini, bukan cuma di buku pelajaran, tapi langsung praktik!
Pernahkah Bapak/Ibu melihat anak-anak pulang sekolah dengan tangan sedikit kotor tapi senyumnya lebar karena habis menanam sesuatu? Atau semangat sekali bercerita tentang cara memilah sampah yang benar? Itu bukan cuma kebetulan lho! Di sekolah kami, pendidikan lingkungan itu sudah jadi bagian dari denyut nadi kegiatan sehari-hari. Kami percaya, anak-anak Kolaka ini adalah generasi penerus yang akan menjaga warisan alam kita. Maka dari itu, dari bangku sekolah, mereka sudah kami bekali dengan rasa cinta dan tanggung jawab terhadap lingkungan.
Belajar dari Sekitar Kita: Kebun Sekolah dan Kelas Hijau
Coba deh Bapak/Ibu mampir ke SDN 3 Lamokato. Pasti akan melihat pemandangan yang beda. Di pojok sekolah, ada kebun kecil yang ditata rapi. Itu bukan cuma pajangan, lho! Itu adalah “laboratorium hidup” bagi anak-anak kita. Di sana, mereka belajar menanam sayur, merawat tanaman obat keluarga (TOGA) alias apotek hidup, sampai memanen hasilnya. Dari mulai menyemai biji, menyiram, memberi pupuk alami, sampai melihat tanamaya tumbuh subur, semua mereka lakukan dengan bimbingan Bapak/Ibu Guru.
Kadang, kami adakan juga kelas di luar ruangan, di bawah pohon rindang, atau pas lagi di kebun itu. Sambil pegang tanah, sambil dengar cerita guru tentang pentingnya menjaga kesuburan tanah, tentang fungsi tanaman untuk udara bersih. Ini bukan cuma teori di buku, Bapak/Ibu. Ini pengalaman langsung yang pasti lebih membekas di hati dan pikiran anak-anak. Mereka jadi tahu, makanan yang mereka makan itu asalnya dari mana, dan betapa susahnya petani menanam. Jadi, mereka lebih menghargai makanan dan alam sekitar.
Lebih dari Sekadar Membuang Sampah: Gerakan Pilah dan Manfaatkan
Ah, bicara soal sampah, ini jadi masalah kita bersama ya di mana-mana. Tapi di SDN 3 Lamokato, kami punya cara sendiri untuk mendidik anak-anak agar jadi agen kebersihan. Kami ajarkan mereka untuk tidak sekadar membuang sampah, tapi memilahnya. Ada tempat sampah organik, anorganik, dan juga botol plastik.
Bukan cuma itu, kami juga sering mengadakan kegiatan daur ulang. Botol plastik bekas disulap jadi pot bunga cantik, bungkus makanan ringan jadi tas belanja yang unik, atau kertas bekas jadi kerajinan tangan yang menarik. Anak-anak jadi tahu bahwa sampah itu tidak selalu berakhir di TPA, tapi bisa punya nilai guna lagi kalau kita kreatif. Rasa-rasanya, di rumah pun mereka jadi lebih cerewet ya ke Bapak/Ibu kalau melihat sampah belum dipilah. Nah, itu tanda mereka sudah paham dan peduli!
Kami ajarkan juga konsep “Bank Sampah” mini di sekolah, di mana anak-anak bisa mengumpulkan sampah anorganik mereka dari rumah, lalu ditimbang dan dicatat. Ini melatih mereka disiplin, bertanggung jawab, dan sekaligus mengajarkailai ekonomi dari barang yang sering dianggap sampah. Siapa tahu, besok-besok ada anak Kolaka dari SDN 3 Lamokato yang jadi pengusaha daur ulang sukses!
Jejak Kaki Kecil untuk Alam Kolaka yang Lestari: Menjelajah Hutan Mangrove dan Pantai
Kolaka ini kan kaya sekali alamnya, Bapak/Ibu. Kita punya pantai-pantai indah, laut yang biru, dan hutan-hutan mangrove yang jadi benteng alami dari abrasi. Nah, tidak afdol rasanya kalau cuma belajar di kelas saja. Kadang, kami ajak anak-anak untuk “bertualang” ke luar sekolah. Bukan liburan lho, tapi belajar sambil berpetualang!
Pernah kami ajak mereka ke area pantai terdekat, sekadar untuk memungut sampah-sampah plastik yang terbawa arus laut. Sambil memungut sampah, guru-guru juga menjelaskan dampak plastik bagi biota laut. Terus, kami juga pernah mengadakan kunjungan edukasi singkat ke area hutan mangrove. Di sana, mereka melihat langsung bagaimana pohon-pohon bakau ini tumbuh, menjadi rumah bagi ikan-ikan kecil, kepiting, dan burung-burung. Mereka jadi mengerti betapa pentingnya menjaga hutan mangrove ini untuk keberlangsungan ekosistem laut kita dan juga sebagai pelindung daratan dari ombak besar.
Pengalaman-pengalaman langsung seperti ini, melihat dan merasakan sendiri keindahan dan kerapuhan alam Kolaka, itu jauh lebih berkesan daripada sekadar membaca buku. Mereka jadi punya ikatan emosional dengan lingkungan. Muncul rasa memiliki, “Ini punya kita, harus kita jaga!” kata salah satu anak waktu itu. Nah, itu yang kami harapkan!
Peran Orang Tua dan Masyarakat: Dukungan untuk Masa Depan Hijau
Tentu saja, semua upaya di sekolah ini tidak akan maksimal tanpa dukungan dari Bapak/Ibu orang tua di rumah dan seluruh masyarakat Kolaka. Kami sering mengajak Bapak/Ibu untuk ikut serta dalam kegiatan bersih-bersih lingkungan sekolah atau saat ada program penanaman pohon. Dukungan dari rumah, seperti membiasakan memilah sampah, menghemat air dan listrik, itu adalah pondasi paling penting.
Ingat ya Bapak/Ibu, anak-anak itu peniru ulung. Apa yang mereka lihat dari kita, itulah yang akan mereka contoh. Jadi, mari kita sama-sama jadi contoh terbaik bagi mereka dalam merawat alam. Dengan begitu, kita bukan cuma mewariskan bumi ini, tapi juga mewariskan generasi yang peduli dan bertanggung jawab.
Semoga semangat anak-anak kita di SDN 3 Lamokato ini menular ke kita semua, ya! Mari kita jadikan Kolaka ini semakin hijau, bersih, dan asri. Bukan cuma untuk kita, tapi untuk anak cucu kita kelak. Salam Lestari!