Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Bapak-Ibu, dan seluruh keluarga besar SDN 3 Lamokato yang saya hormati. Apa kabar semua? Semoga selalu dalam lindungan Allah SWT, ya. Rasanya baru kemarin anak-anak kita masuk sekolah, sekarang sudah banyak sekali cerita dan pengalaman yang mereka dapatkan. Kadang saya termenung, melihat betapa cepat waktu berjalan, dan betapa besar peran kita semua, bukan cuma guru, tapi juga Bapak-Ibu orang tua, dalam membentuk masa depan anak-anak tercinta kita ini.
Di SDN 3 Lamokato ini, kami selalu percaya, sekolah itu bukan cuma sekadar bangunan dengan kelas-kelas dan meja kursi. Lebih dari itu, sekolah ini adalah jembatan. Jembatan yang menghubungkan mimpi-mimpi kecil anak kita dengan masa depan yang cerah. Dan untuk membangun jembatan yang kokoh itu, tidak bisa hanya dengan satu tiang saja. Perlu banyak tiang penyangga, perlu sinergi, perlu gotong royong dari semua pihak: sekolah, keluarga, dan tentu saja, masyarakat sekitar Kolaka.
Kekuatan Gotong Royong, Khas Kolaka Punya
Bapak-Ibu tahu sendiri lah, di Kolaka ini, nilai gotong royong itu kuat sekali. Dari dulu sampai sekarang, kalau ada hajatan, ada musibah, atau bahkan cuma bersih-bersih lingkungan, pasti kita bahu membahu. Nah, semangat inilah yang juga kami coba hadirkan di SDN 3 Lamokato. Kami ingin proses belajar mengajar ini bukan hanya tugas guru, tapi juga tugas bersama kita semua.
Contohnya saja, beberapa waktu lalu pas ada perbaikan kecil di beberapa fasilitas sekolah. Tanpa perlu diminta, ada saja Bapak-Bapak orang tua murid yang menawarkan diri membantu, bawa alat, ikut kerja bakti. Ibu-ibu juga tidak mau ketinggalan, ada yang bantu menyiapkan konsumsi sederhana, biar yang kerja semangat. Melihat itu, hati saya ikut bangga dan terharu. Ini lho, semangat Kolaka! Ini lho, wajah pendidikan di tempat kita!
Dari kegiatan seperti itu, anak-anak kita melihat langsung. Mereka belajar bahwa kebersamaan itu penting, bahwa saling membantu itu mulia. Pelajaran seperti ini, tidak ada di buku mana pun, tapi langsung mereka dapatkan dari teladan kita. Inilah yang membuat mereka tumbuh tidak hanya pintar di otak, tapi juga kaya di hati, punya empati, dan tahu bagaimana berinteraksi dengan sesama.
Peran Orang Tua: Bukan Cuma Antar Jemput Anak
Kadang ada yang berpikir, tugas orang tua itu cuma mengantar dan menjemput anak ke sekolah, terus nanti serahkan sepenuhnya ke guru. Padahal, peran Bapak-Ibu itu jauh lebih besar dan sangat krusial, lho! Ibaratnya, sekolah itu cuma beberapa jam saja dalam sehari. Selebihnya, anak-anak banyak di rumah, bersama Bapak-Ibu.
Mulai dari memastikan anak cukup gizi, istirahat yang cukup, sampai menemani mereka belajar di rumah, itu semua adalah pondasi utama keberhasilan mereka. Guru-guru di SDN 3 Lamokato ini selalu berusaha memberikan yang terbaik. Tapi, kalau di rumah tidak ada dukungan, tidak ada pengulangan, atau kurang perhatian, rasanya perjuangan di sekolah akan jadi lebih berat.
Kami sangat terbuka, Bapak-Ibu. Kalau ada masukan, saran, atau mungkin Bapak-Ibu punya kendala di rumah terkait belajar anak, jangan sungkan untuk datang dan berdiskusi dengan kami. Komunikasi yang baik antara rumah dan sekolah itu kunci. Lewat Komite Sekolah, atau bahkan cuma obrolan santai pas jam pulang sekolah, mari kita jalin silaturahmi dan kerjasama yang erat. Karena kita punya tujuan yang sama: melihat anak-anak Kolaka ini tumbuh jadi generasi yang cerdas, berakhlak, dan siap menghadapi masa depan.
Dari Kelas ke Masyarakat: Belajar Langsung dari Lingkungan Kita
Selain gotong royong di lingkungan sekolah, kami juga berusaha membawa dunia luar masuk ke dalam kelas, atau bahkan mengajak anak-anak keluar untuk belajar langsung dari lingkungan sekitar Kolaka. Misalnya, saat pelajaran tentang kearifan lokal, kami bisa mengundang sesepuh atau tokoh masyarakat untuk bercerita tentang sejarah Kolaka, tentang budaya kita, atau tentang pekerjaan khas masyarakat pesisir Kolaka. Anak-anak jadi punya gambarayata, tidak hanya dari buku teks.
Atau mungkin saat pelajaran tentang lingkungan, kami bisa ajak mereka melihat langsung proses daur ulang sampah sederhana yang dilakukan warga sekitar, atau mengunjungi kebun tetangga yang berhasil mengembangkan tanaman. Ini semua tujuaya agar anak-anak tidak hanya terpaku pada teori, tapi juga bisa melihat aplikasi ilmunya dalam kehidupan sehari-hari di Kolaka yang mereka tinggali ini.
Dengan begitu, mereka akan merasa bahwa ilmu yang mereka dapatkan di sekolah itu relevan, bermanfaat, dan bisa diterapkan langsung di lingkungan mereka. Ini akan menumbuhkan rasa cinta pada daerahnya, dan harapan untuk bisa berkontribusi memajukan Kolaka di masa depan.
Merajut Asa Bersama untuk Anak Kolaka
Bapak-Ibu sekalian, perjalanan anak-anak kita masih panjang. Masa depan Kolaka, masa depan bangsa ini, ada di tangan mereka. Mari kita bersama-sama, dengan semangat sinergi dan gotong royong khas kita, terus mendukung mereka. Mari kita jadikan SDN 3 Lamokato ini bukan hanya tempat mereka belajar membaca dan menulis, tapi juga tempat mereka merasakan kasih sayang, kebersamaan, dan dukungan yang tak terbatas.
Semoga Allah SWT senantiasa memberkahi setiap langkah kita dalam mendidik dan membimbing anak-anak. Mari kita rajut asa mereka menjadi kenyataan, agar kelak mereka bisa menjadi kebanggaan keluarga, kebanggaan Kolaka, dan kebanggaan Indonesia. Amin Ya Rabbal Alamin.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.