Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Bapak dan Ibu orang tua murid, warga Kolaka yang kami banggakan, serta seluruh komunitas pendidikan yang kami cintai!
Bagaimana kabarnya semua? Semoga sehat selalu, ya. Senang sekali rasanya bisa kembali berbagi cerita dari sudut kota Kolaka yang kita cintai ini, tepatnya dari SDN 3 Lamokato. Kalau bicara soal sekolah, tentu kita tak bisa lepas dari yang namanya kebersamaan, kan? Apalagi di daerah kita ini, semangat gotong royong itu sudah mendarah daging, bagaikan denyut nadi yang menghidupkan setiap sendi kehidupan. Dan di SDN 3 Lamokato, semangat itu bukan cuma teori di buku, tapi nyata sekali di setiap langkah daapas aktivitas kami.
Mungkin Bapak dan Ibu pernah lihat sendiri, atau setidaknya mendengar cerita, bagaimana cerianya suasana saat ada kegiatan di sekolah. Bukan cuma guru dan murid yang sibuk, tapi banyak juga bapak-bapak dan ibu-ibu yang ikut turun tangan. Nah, itulah yang bikin kami bangga, itulah yang membuat SDN 3 Lamokato ini terasa lebih dari sekadar gedung sekolah, tapi rumah bagi kita semua.
Semangat Kolaka di Setiap Sudut Sekolah
Percaya atau tidak, keindahan sebuah sekolah itu bukan hanya dari cat tembok yang baru atau taman yang rapi, tapi dari senyum ikhlas dan tangan-tangan yang sukarela bergerak. Di SDN 3 Lamokato, kita bisa melihat itu dalam banyak momen. Misalnya, saat menjelang perayaan hari besar nasional atau mungkin saat musim hujan datang dan ada bagian sekolah yang butuh perbaikan cepat. Tanpa perlu diundang secara formal, banyak orang tua murid, bahkan warga sekitar yang tidak memiliki anak di sekolah kami, dengan sendirinya datang membantu.
Masih teringat jelas di benak kami, beberapa waktu lalu, saat kami ingin mempercantik taman sekolah yang sedikit terbengkalai. Para guru sudah merencanakan, tapi kami tahu, kalau dikerjakan sendiri akan sulit. Eh, tidak lama berselang, muncul ide dari beberapa ibu-ibu paguyuban orang tua murid untuk adakan kerja bakti. Lalu, Bapak-bapak dari sekitar lingkungan sekolah pun ikut tawarkan bantuan untuk mengangkut tanah, menyumbang bibit tanaman, bahkan ada yang tawarkan jasa las untuk memperbaiki pagar yang sudah goyah. Subhanallah, rasanya terharu sekali melihat kebersamaan itu. Tidak ada yang merasa terpaksa, semua bergerak dengan senyum di bibir.
Gotong Royong: Jantung Komunitas Kita
Bagi kita di Kolaka, gotong royong itu bukan sekadar membantu. Itu adalah cara kita menunjukkan kepedulian, cara kita merajut tali silaturahmi, dan cara kita menanamkailai-nilai kebaikan pada generasi penerus. Di SDN 3 Lamokato, nilai inilah yang kami coba terus hidupkan. Ketika anak-anak melihat orang tua mereka, atau paman dan tante mereka, bahu-membahu membersihkan selokan, mengecat dinding, atau menanam pohon di lingkungan sekolah, mereka bukan hanya melihat sebuah pekerjaan. Mereka melihat sebuah contoh nyata tentang pentingnya kebersamaan, tentang bagaimana sebuah masalah besar bisa terasa ringan jika ditanggung bersama.
Pernah suatu kali, ada seorang murid kelas 4 yang bertanya, “Pak Guru, kenapa Bapak-bapak dan Ibu-ibu ini mau capek-capek bantu bersih-bersih sekolah?” Kami jawab, “Karena sekolah ini adalah rumah kedua kita, Nak. Kalau bukan kita yang jaga dan rawat, siapa lagi? Dan karena di sini kita semua adalah keluarga.” Jawaban sederhana itu mungkin membekas di hati mereka, dan kami berharap, semangat itu akan terus mereka bawa sampai dewasa nanti.
Lebih dari Sekadar Membangun Fisik
Dampak dari gotong royong ini sungguh luar biasa, Bapak dan Ibu. Bukan cuma bangunan sekolah jadi lebih rapi dan indah, tapi ada yang lebih penting dari itu: hati kita jadi terpaut. Ada rasa memiliki yang kuat terhadap sekolah ini. Orang tua tidak lagi merasa sekolah adalah ‘tempat penitipan’ anak, tapi benar-benar menjadi bagian dari ‘rumah’ mereka.
Ketika orang tua merasa memiliki, mereka akan lebih aktif bertanya tentang perkembangan anak, lebih peduli terhadap program-program sekolah, dan tentu saja, lebih mudah diajak berdiskusi tentang berbagai hal. Komunikasi antara sekolah dan orang tua jadi lebih hangat, lebih akrab, seperti hubungan keluarga sendiri. Ini tentu sangat mendukung proses belajar mengajar anak-anak kita. Anak-anak jadi merasa aman dayaman, karena tahu bahwa ada banyak orang dewasa yang peduli dan siap mendukung mereka.
Contoh Nyata dari Lapangan
- Pembersihan lingkungan sekolah secara rutin yang melibatkan orang tua dan warga sekitar.
- Perbaikan fasilitas kelas atau taman sekolah yang rusak, di mana keahlian pertukangan atau las dari warga dimanfaatkan.
- Kegiatan menanam pohon atau membuat kebun gizi di area sekolah, dengan sumbangan bibit dari masyarakat.
- Dukungan dalam acara-acara sekolah, seperti perpisahan atau peringatan hari besar, di mana orang tua turut membantu menyiapkan konsumsi atau dekorasi.
Semua ini bukan sekadar bantuan fisik, tapi juga investasi emosional. Sebuah investasi yang tak ternilai harganya bagi perkembangan mental dan sosial anak-anak kita, serta penguatan ikatan komunitas di Kolaka.
Membangun Masa Depan Bersama
Melihat semangat kebersamaan ini, kami di SDN 3 Lamokato merasa sangat bersyukur. Ini membuktikan bahwa pendidikan itu memang tanggung jawab bersama. Bukan hanya tugas guru di kelas, tapi juga tugas orang tua di rumah, dan tugas seluruh masyarakat di lingkungan sekitar. Dengan gotong royong, kita tidak hanya membangun gedung sekolah, tapi kita sedang merajut masa depan yang lebih cerah untuk anak-anak Kolaka. Kita sedang menanamkan benih kebaikan, kepedulian, dan rasa persatuan yang akan menjadi bekal mereka nanti.
Mari terus kita pupuk semangat ini, Bapak dan Ibu. Mari terus kita tunjukkan kepada anak-anak kita bahwa di Kolaka ini, kebersamaan adalah kunci. Dengan tangan yang saling menggenggam, dengan senyum yang ikhlas, tidak ada tantangan yang terlalu berat untuk kita hadapi. Semoga SDN 3 Lamokato bisa terus menjadi pusat kegiatan positif yang menyatukan hati kita semua, demi masa depan anak-anak Kolaka yang berkarakter, cerdas, dan penuh kasih sayang. Terima kasih banyak atas segala dukungan dan partisipasinya. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
